Saturday, January 31, 2009

sunat adalah penting bagi lelaki

Di Indonesia ternyata masih banyak masyarakat yang kurang memahami dan mengetahui arti penting khitan bagi kesehatan. Khitan merupakan salah satu cara untuk memberantas penyakit kelamin pada laki-laki dan gangguan kesehatan seksual di dalam masyarakat.

Pelaksanaan khitan secara umum dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan alat kelamin karena preputium penis yang dipotong sehingga tercegah dari terkumpulnya smegma (zat lemak). Tampaknya smegma ini merupakan kotoran yang tidak berarti, padahal sangat berbahaya karena dapat merangsang bagi timbulnya penyakit kanker pada penis laki-laki, selain daripada itu di dalam smegma hidup suatu virus yang dapat pindah ke dalam vagina dan dapat pula menyebabkan kanker rahim melalui persetubuhan.

Definisi Khitan

Khitan juga disebut Sirkumsisi (Circumcision) dalam istilah kedokterannya. Beberapa definisi khitan menurut para ahli, antara lain:
- Menurut kamus kedokteran Dorlan, Circumcision adalah pemotongan seluruh atau sebagian preputium, atau kulit depan.
- Menurut Arif Mansjoer, dkk. dalam bukunya yang berjudul Kapita Selekta Kedokteran, Sirkumsisi adalah tindakan pengangkatan sebagian atau seluruh prepusium penis dengan tujuan tertentu.
- Menurut Basuki B. Purnomo dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Urologi, Sirkumsisi adalah membuang preputium yang menutupi glans penis menjadi terbuka.
- Menurut Ajen Dianawati dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Seks Untuk Remaja, Khitan ialah diguntingnya kulup yaitu lapisan kulit pada batang penis yang menutupi glans atau dapat juga disebut preputium.

Dari beberapa definisi diatas, bisa kita disimpulkan bahwa khitan atau sirkumsisi adalah pemotongan preputium yang menutupi glans penis sehingga glans penis terbuka dengan tujuan untuk kesehatan.

Manfaat Khitan Bagi Laki-Laki

Dengan berkhitan, maka preputium yang menutupi glans penis dibuang sehingga kepala penis terbuka sama sekali. Terbukanya preputium menyebabkan glans penis selalu bersih dari zat semacam lemak yang disebut smegma yang dikeluarkan oleh preputium dan bertempat tinggal antara preputium dan glans penis. Smegma yang dikeluarkan oleh preputium bisa membusuk dan berbau.

Tampaknya smegma ini hanyalah merupakan kotoran yang tidak berarti, padahal sebenarnya sangat berbahaya, karena dapat menjadi perangsang bagi timbulnya penyakit kanker pada penis laki-laki dan kanker pada leher rahim perempuan dengan melalui persetubuhan. Bahayanya smegma bukan hanya sekedar mejadi perangsang bagi timbulnya penyakit kanker, tetapi di dalam smegma hidup suatu virus yang dapat berpindah ke dalam vagina dan dapat pula menyebabkan kanker rahim. Selain dari itu khitan juga bermanfaat untuk mencegah timbulnya penyakit kelamin. Glans penis yang selalu terbuka karena khitan menyebabkan kulit glans penis menjadi lebih tebal, keras, dan kuat dan kulit tersebut tidak mudah terserang infeksi terutama tidak mudah terjadi luka, karena penyakit syphilis.

Glans penis yang terbuka, disamping menyebabkan kulit glans penis kuat menolak penyakit juga kulit glans penis mengalami perubahan tertentu sehingga tidak begitu peka terkena sentuhan-sentuhan hal ini menyebabkan laki-laki tidak cepat terangsang mengeluarkan sperma dalam persetubuhan dan dapat lebih lama lagi merangsang wanita (istrinya) sehingga memberikan kepuasan seks yang sempurna bagi keduanya. Kepuasan seks yang sempurna penting sekali, sebab seks yang tidak dapat memberikan kepuasan dapat menyebabkan berbagai macam gangguan tubuh dan mental, baik untuk suami maupun istri. Penyakit-penyakit psychosomatic, mental jasmaniah, mempunyai berbagai macam bentuk yang berasal dari gangguan libido seksual. Manfaat lain dari khitan yaitu merupakan salah satu cara untuk mengatasi kemandulan.

Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Karena Tidak Dikhitan

Orang yang tidak berkhitan selaput lendir glans penis dan sulcus coronarius, karena selalu tertutup, menjadi kurang kuat daya tahannya. Disamping itu, besar kemungkinan terkumpul zat menular diantara glans penis dan preputium, sehingga besar pula kemungkinan terkena penyakit radang balanitides dan erosis. Radang inilah yang memudahkan timbulnya ulcea speciek. Apalagi sisa-sisa air kencing masih menempel disana, akan timbul bau atau aroma yang kurang sedap. Terakhir, mungkin ini akan sangat menakutkan tapi jarang terjadi, bisa juga terjadi kanker penis yang pengobatan satu-satunya dengan mengamputasi penis.

Pada orang yang tidak dikhitan, menyebabkan kepala penis tidak bersih dari zat semacam lemak yang disebut smegma yang tempatnya berada diantara preputium dan glans penis. Smegma yang lama-kelamaan ini akan membusuk dan berbau tidak sedap yang didalamnya hidup suatu virus yang tidak hanya menyerang penis juga dapat berpindah ke dalam vagina yang dapat pula menyebabkan kanker rahim.

Dengan tidak dikhitan, glans penis yang tertutup oleh preputium menyebabkan kulit glans penis (selaput lendirnya) kurang kuat menahan kuman, dan mudah terserang infeksi yang mudah sekali terjadi luka, karena penyakit syphilis, karena pada preputium merupakan tempat yang paling disukai syphilis.

Pada suami yang tidak dikhitan, smegma yang berbau dapat, yang keluar dari preputium merupakan iritasi pada waktu hubungan kelamin. Selain yang telah disebutkan diatas, orang yang tidak dikhitan (pada laki-laki) bisa menyebabkan kemandulan orang tersebut.

Intinya….

Khitan menurut kesehatan merupakan suatu tindakan pemotongan seluruh atau sebagian preputium, atau kulit depan yang menutupi glans penis sehingga glans penis menjadi terbuka dengan tujuan untuk kesehatan. Tujuan tersebut adalah untuk menghindarkan beberapa penyakit yang dapat berakibat fatal bagi seseorang terutama laki-laki. Walaupun khitan ini merupakan tindakan bedah kecil tetapi dapat sangat bermanfaat bagi orang yang dikhitan.

Dengan berkhitan, glans penis terbuka sama sekali dan menyebabkan glans penis selalu bersih dari smegma, yaitu cairan putih kental yang biasanya mengumpul diantara kulit penis (preputium) dan glans penis yang bila smegma ini tertimbun akan mudah sekali terjadinya infeksi. Biasanya yang diserang adalah bagian ujung penis yang disebut infeksi ujung penis atau balanitis. Glans penis yang selalu terbuka karena khitan menyebabkan kulit glans penis menjadi lebih tebal, keras, dan kuat dan kulit tersebut tidak mudah terserang infeksi terutama tidak mudah terjadi luka, karena penyakit syphilis.

Sedangkan untuk orang yang tidak dikhitan (pada laki-laki) selaput lendir glans penis dan sulcus coronarius karena selalu tertutup menjadi kurang kuat daya tahannya daripada laki-laki yang berkhitan. Disamping itu besar kemungkinan terkumpulnya zat menular (smegma) yang besar pula kemungkinan untuk terkena penyakit radang balanitis dan erosis. Radang ini yang memudahkan timbulnya Ulcea Speciek, apalagi jika sisa-sisa air kencing masih menempel disana akan menimbulkan bau yang kurang sedap. Terakhir mungkin akan sangat menakutkan bila terjadi peradangan kronis pada preputium dapat menyebabkan kanker penis yang pengobatan satu-satunya denga mengamputasi penis.

Pada laki-laki yang tidak dikhitan, menyebabkan glans penisnya tidak bersih dari smegma yang lama-kelamaan akan membusuk dan berbau tidak sedap yang didalamnya hidup suatu virus, bakteri, dan jamur, sehingga terjadi niche, yaitu suatu tempat yang khusus untuk memberi makan virus, bakteri, dan jamur (habitat pemberi makan), yang tidak hanya menyerang penis juga dapat berpindah ke dalam vagina yang dapat pula menyebabkan kanker rahim pada wanita (istri laki-laki tersebut).

Dengan tidak dikhitan, glans penis pada laki-laki yang tertutup oleh preputium menyebabkan kulit glans penis (selaput lendirnya) kurang kuat menahan kuman dan sangat mudah terserang infeksi yang mudah sekali terjadi luka, karena penyakit syphilis. Karena pada preputium itu merupakan tempat yang paling disukai syphilis. Selain hal diatas, pada laki-laki yang tidak dikhitan bisa menyebabkan kemandulan pada orang tersebut.

Dari segi umur, khitan yang dilakukan pada laki-laki sebenarnya tidak dipermasalahkan, namun sebaiknya menurut kesehatan yang dipandang dari segi umur dan psikologis yang idealnya yaitu berumur 7-12 tahun.

Untuk metode khitan sebenarnya ada banyak yang dapat digunakan, tetapi yang lebih sering digunakan dari segi medis adalah Teknik Sirkum dan Dorsum karena pada kedua teknik ini dipandang cepat dan mudah. Selain teknik yang telah ada, terdapat juga teknik yang menggunakan alalt-alat canggih seperti Metode Cincin, Electric Cauter, Penggunaan Laser CO2, dan Klem Plestible.

Sebenarnya metode apa saja yang digunakan dalam khitan tidaklah menjadi soal. Jika menggunakan teknik modern tetapi preputium masih merekat dan smegma tidak dibersihkan, resiko infeksi tetap dapat terjadi. Dengan teknik konvensional menggunakan gunting pun dapat memberikan hasil yang baik.

Keadaan yang sebaiknya dilakukan khitan pada laki-laki seperti: Fimosis, Parafimosis, Kondiloma akuminata, Balanitis rekuren, dan Karsinoma skuamosa pada preputium. Sedangkan yang mutlak tidak boleh dilakukan yaitu pada Hipospadia, Epispadia, Korde, Megalouretra, Webbed penis, dan kelainan darah.

Pada saat keadaan tubuh sedang demam sebaiknya tidak dilaksanakan khitan terlebih dahulu. Tetapi diobati sampai sembuh baru khitan dapat dilakukan. Karena takut resiko terjadi infeksi pada orang yang sedang demam kalau langsung dikhitan.

DAFTAR PUSTAKA

o Purnomo, Basuki. 2000. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta : CV. Agung.
o Dianawati, Ajen. 2003. Pengetahuan Populer Remaja Pendidikan Seks Untuk Remaja. Tangerang : Kawan Pustaka.
o Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI.
o Manjoer, Arif. dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
o Singh, inderbir. 1991. Teks dan Atlas Histologi Manusia. Jakarta Barat : Binarupa Aksara.
o Sjamsuhidayat, R, dan Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
o Tim penerjemah EGC. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC

pendidikan seks bagi remaja

seks memang sesuatu yang baik jika diarahkan tetapi dapat menjadi sesuatu yang membahayakan jika hal tersebut diluar kontrol di usia remaja penuh dengan rasa ingin tau dan ingin coba, untuk itu bagi remaja seharunya mengerti dampak dari seks karana sekarang ini banyak prakter seks bebas yang terjadi di masyarakat yang bisa berdampak negatif bagi remaja hal tersebut karana ketidak tahuan dari remaja itu sendiri misalnya hamil diluar nika dan sebaganya.

Pendidikan Seks = Pornografi?

Pendidikan kesehatan reproduksi remaja sebagai salah satu upaya untuk "mengerem" kasus-kasus itu, sampai saat ini masih saja diperdebatkan (bahkan banyak yang enggak setuju).

Sementara, pornografi tiap saat ditemui remaja. Beberapa kajian menunjukkan, remaja haus akan informasi mengenai persoalan seksualitas dan kesehatan reproduksi.

Penelitian Djaelani yang dikutip Saifuddin (1999:6) menyatakan, 94 persen remaja menyatakan butuh nasihat mengenai seks dan kesehatan reproduksi. Namun, repotnya, sebagian besar remaja justru tidak dapat mengakses sumber informasi yang tepat. Jika mereka kesulitan untuk
mendapatkan informasi melalui jalur formal, terutama dari lingkungan sekolah dan petugas kesehatan, maka kecenderungan yang muncul adalah coba-coba sendiri mencari sumber informal.

Sebagaimana dipaparkan Elizabeth B Hurlock (1994:226), informasi mereka coba dipenuhi dengan cara membahas bersama teman-teman, buku-buku tentang seks, atau mengadakan percobaan dengan jalan masturbasi, bercumbu atau berhubungan seksual. Kebanyakan masih ada anggapan, seksualitas dan kesehatan reproduksi dinilai masih tabu untuk dibicarakan remaja.

Ada kekhawatiran (asumsi) untuk membicarakan persoalan seksualitas kepada remaja, sama halnya memancing remaja untuk melakukan tindakan coba-coba.

Sebenarnya, masalah seksualitas remaja adalah problem yang tidak henti-hentinya diperdebatkan. Ada dua pendapat tentang perlu tidaknya remaja mendapatkan informasi seksualitas. Argumen pertama memandang, bila remaja mendapat informasi tentang seks, khususnya masalah pelayanan kesehatan reproduksi, justru akan mendorong remaja
melakukan aktivitas seksual dan promiskuitas lebih dini.

Sedangkan pendapat kedua mengatakan, remaja membutuhkan informasi tentang
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan implikasi pada perilaku seksual dalam rangka menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kesadaran terhadap kesehatannya.

Remaja sendiri merupakan kelompok umur yang sedang mengalami perkembangan. Banyak di antara remaja berada dalam kebingungan memikirkan keadaan dirinya. Sayangnya, untuk mengetahui persoalan seksualitas masih terdapat tembok penghalang. Padahal, mestinya jauh
lebih baik memberikan informasi yang tepat pada mereka daripada membiarkan mereka mencari tahu dengan caranya sendiri.

Pendidikan seksualitas masih dianggap sebagai bentuk pornografi. Padahal, dalam gambaran penelitian yang pernah dilakukan oleh Pusat Studi Seksualitas PKBI-DIY di wilayah Yogyakarta pada pertengahan tahun 2000 terhadap persepsi remaja dan guru (mewakili orangtua), anggapan itu tidak sepenuhnya terbukti.

Selama ini pendidikan seks dipersepsikan sebagai sebuah hal yang sifatnya pornografi yang tidak boleh dibicarakan, apalagi oleh remaja. Dari hasil kuesioner menggambarkan, hanya sekitar 14,29 persen (responden guru) yang menyatakan, pendidikan seks sama dengan
pornografi. Dari remaja sendiri anggapan tentang pendidikan seks sama dengan pornografi tidak terbukti (0 persen).

Remaja dan pendidikan seks?

Masih amat sedikit pihak yang mengerti dan memahami betapa pentingnya pendidikan seksualitas bagi remaja. Faktor kuat yang membuat pendidikan seksualitas sulit diimplementasikan secara formal adalah persoalan budaya dan agama.

Selain itu, faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah kentalnya budaya patriarki yang mengakar di masyarakat. Seksualitas masih dianggap sebagai isu perempuan belaka.
Pornografi merupakan hal yang ramai dibicarakan karena berdampak negatif, dan salah satu upaya membentengi remaja dari pengetahuan seks yang menyesatkan adalah dengan memberikan pendidikan seksualitas yang benar. WHO menyebutkan, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari pendidikan seksualitas.